Sejarah dan Keunikan Gereja Toraja di Sulawesi Selatan


Sejarah dan Keunikan Gereja Toraja di Sulawesi Selatan

Gereja Toraja di Sulawesi Selatan menjadi salah satu destinasi wisata religi yang menarik. Gereja ini memiliki sejarah dan keunikan tersendiri yang menarik perhatian wisatawan. Bagi yang ingin mengunjungi gereja ini, ada baiknya untuk mengetahui sejarah dan keunikan yang dimiliki gereja ini.

Sejarah Gereja Toraja di Sulawesi Selatan bermula pada tahun 1913. Saat itu, seorang misionaris Belanda bernama Albertus Christiaan Kruyt datang ke wilayah Toraja. Ia berusaha untuk memperkenalkan agama Kristen kepada masyarakat Toraja. Pada awalnya, masyarakat Toraja enggan menerima agama Kristen karena adat istiadat dan kepercayaan mereka yang kuat. Namun, Kruyt tidak menyerah dan terus berusaha.

Pada tahun 1922, Kruyt berhasil membangun gereja pertama di wilayah Toraja. Gereja ini terbuat dari kayu dan dipadukan dengan arsitektur tradisional Toraja. Gereja ini menjadi titik awal perkembangan agama Kristen di wilayah Toraja.

Keunikan Gereja Toraja terletak pada arsitektur dan seni ukirannya. Gereja ini memiliki atap yang menjulang tinggi dan dihiasi dengan ukiran-ukiran indah. Ukiran-ukiran tersebut menggambarkan kisah-kisah dalam Alkitab maupun kepercayaan masyarakat Toraja. Selain itu, Gereja Toraja juga memiliki tiang-tiang yang kokoh dan dihiasi dengan ukiran-ukiran yang sangat indah.

Menurut Budiono Darsono, seorang ahli arsitektur dari Universitas Gadjah Mada, arsitektur Gereja Toraja merupakan perpaduan antara arsitektur tradisional Toraja dan arsitektur Barat. “Gereja Toraja merupakan contoh arsitektur kolonial yang memadukan unsur-unsur lokal dengan unsur Barat,” ujarnya.

Sementara itu, menurut Dr. J. N. Adhikari, seorang ahli sejarah Gereja di Asia Tenggara, Gereja Toraja memiliki nilai sejarah yang penting. “Gereja Toraja merupakan titik awal penyebaran agama Kristen di Sulawesi Selatan. Gereja ini juga menjadi saksi bisu perjuangan misionaris Belanda dalam memperkenalkan agama Kristen di wilayah Toraja,” ujarnya.

Bagi wisatawan yang ingin mengunjungi Gereja Toraja, ada baiknya untuk menghormati adat istiadat dan kepercayaan masyarakat Toraja. Sebelum masuk ke dalam gereja, wisatawan diharapkan untuk melepas alas kaki dan berpakaian sopan.

Referensi:

– “Sejarah Gereja Toraja”, diakses dari https://www.indonesiakaya.com/jelajah-indonesia/detail/sejarah-gereja-toraja pada tanggal 1 Februari 2022.
– “Keunikan Gereja Toraja”, diakses dari https://www.indonesiakaya.com/jelajah-indonesia/detail/keunikan-gereja-toraja pada tanggal 1 Februari 2022.
– “Gereja Toraja, Perpaduan Arsitektur Lokal dan Barat”, diakses dari https://www.kompas.com/skola/read/2020/08/01/110000369/gereja-toraja-perpaduan-arsitektur-lokal-dan-barat pada tanggal 1 Februari 2022.