Reformasi Gereja: Sejarah dan Perkembangan di Indonesia
Reformasi Gereja adalah gerakan yang mengubah tata cara dan praktik dalam Gereja, yang berawal dari pergerakan Martin Luther pada abad ke-16. Di Indonesia, Reformasi Gereja juga terjadi dan mengalami perkembangan yang sangat signifikan. Bagaimana sejarah dan perkembangan Reformasi Gereja di Indonesia? Mari kita bahas bersama.
Sejarah Reformasi Gereja di Indonesia dimulai pada abad ke-18, saat seorang misionaris Inggris bernama Thomas Raffles datang ke Indonesia. Ia membawa ajaran Kristiani dan membangun gereja-gereja di beberapa tempat di Indonesia. Namun, gereja-gereja yang dibangun Raffles didominasi oleh ajaran Calvinis, yang mengalami perlawanan dari kalangan Katolik dan Protestan lainnya.
Perkembangan Reformasi Gereja di Indonesia semakin pesat pada abad ke-19, saat gereja-gereja Protestan yang didirikan oleh misionaris mulai muncul di Indonesia. Gereja-gereja tersebut, seperti Gereja Kristen Protestan Indonesia (GKPI) dan Gereja Kristen Indonesia (GKI), memperkenalkan ajaran-ajaran baru dalam Gereja, seperti penggunaan bahasa Indonesia dalam ibadah dan penghapusan hierarki gerejawi yang terlalu kuat.
Menurut Pendeta Pdt. Dr. Yakub Soelaiman, “Reformasi Gereja di Indonesia merupakan perubahan tata cara dan praktik Gereja yang dilakukan dengan tujuan untuk memperbaiki keadaan Gereja dan memperkuat iman umat Kristen di Indonesia.” Selain itu, Reformasi Gereja juga bertujuan untuk menjaga kesatuan dan kebersamaan antar umat Kristen, serta memberikan pelayanan yang lebih baik bagi masyarakat.
Namun, seperti gerakan Reformasi Gereja di seluruh dunia, gerakan ini juga mengalami konflik dan perpecahan. Beberapa gereja Protestan yang tidak setuju dengan ajaran-ajaran baru yang diperkenalkan oleh Reformasi Gereja, memilih untuk memisahkan diri dan membentuk gereja-gereja baru. Hal ini terjadi, misalnya, pada gereja-gereja Advent dan gereja-gereja Pentakosta.
Pada era modern, Reformasi Gereja di Indonesia semakin berkembang dan mencapai puncaknya pada tahun 1998, saat terjadi Reformasi Politik di Indonesia. Reformasi Politik tersebut memperkuat Reformasi Gereja di Indonesia, dengan memberikan kebebasan bagi umat Kristen untuk mengembangkan ajaran-ajaran baru dalam Gereja.
Dalam kaitannya dengan Reformasi Politik di Indonesia, Pendeta Pdt. Dr. Yakub Soelaiman menyatakan, “Reformasi Politik di Indonesia memberikan harapan baru bagi Reformasi Gereja di Indonesia. Kita harus memanfaatkan momentum ini untuk memperkuat kesatuan dan kebersamaan antar umat Kristen di Indonesia.”
Dalam kesimpulannya, Reformasi Gereja di Indonesia merupakan perubahan tata cara dan praktik dalam Gereja, yang bertujuan untuk memperbaiki keadaan Gereja dan memperkuat iman umat Kristen di Indonesia. Reformasi Gereja juga bertujuan untuk menjaga kesatuan dan kebersamaan antar umat Kristen, serta memberikan pelayanan yang lebih baik bagi masyarakat. Meskipun mengalami konflik dan perpecahan, Reformasi Gereja terus berkembang dan mencapai puncaknya pada era Reformasi Politik di Indonesia.
Referensi:
– “Sejarah Gereja di Indonesia”, oleh Pdt. Dr. Yakub Soelaiman, diakses pada 23 November 2021, dari https://www.reformed.org.kh/sejarah-gereja-di-indonesia/
– “Perkembangan Gereja di Indonesia”, oleh Dr. Paulus Wirutomo, diakses pada 23 November 2021, dari https://www.academia.edu/5594062/Perkembangan_Gereja_di_Indonesia
– “Reformasi Gereja di Indonesia”, oleh Dr. Basuki Pramono, diakses pada 23 November 2021, dari https://www.academia.edu/36736411/Reformasi_Gereja_di_Indonesia