Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Gereja Tua: Sebuah Lagu yang Mengajarkan Kepedulian Sosial


Gereja Tua: Sebuah Lagu yang Mengajarkan Kepedulian Sosial

Gereja Tua merupakan sebuah lagu yang tak hanya memiliki nilai estetika yang tinggi, tetapi juga mengajarkan tentang kepedulian sosial. Lagu yang diciptakan oleh Eddy Silitonga ini menjadi salah satu lagu legendaris di Indonesia dan banyak dinyanyikan oleh masyarakat.

Gereja Tua mengisahkan tentang sebuah gereja yang sudah tua dan rapuh, namun tetap menjadi tempat beribadah bagi masyarakat sekitar. Lagu ini mengajarkan kita untuk peka terhadap kondisi sekitar dan peduli terhadap sesama.

Menurut pakar musik, lagu Gereja Tua memiliki makna yang dalam dan mampu menyentuh hati pendengarnya. “Lagu Gereja Tua merupakan sebuah kisah yang menggambarkan kepedulian sosial, bahwa kita harus memperhatikan keadaan sekitar dan tidak egois dengan keadaan kita sendiri,” ujar Ahmad Dhani, musisi terkenal Indonesia.

Melalui lagu ini, kita diajarkan untuk memperhatikan kondisi sekitar dan tidak melupakan mereka yang membutuhkan bantuan. Kita juga diajarkan untuk menghargai dan menjaga warisan budaya yang ada di sekitar kita, seperti gereja tua dalam lagu ini.

Lagu Gereja Tua juga memiliki potensi untuk menjadi alat edukasi dan sosialisasi terhadap masyarakat. “Lagu ini bisa dijadikan sebagai media edukasi untuk mengajarkan kepedulian sosial kepada anak-anak muda,” ujar Rini Wulandari, pengamat musik.

Tak hanya itu, lagu ini juga menjadi inspirasi bagi banyak seniman dan musisi dalam menghasilkan karya-karya yang memiliki nilai sosial yang tinggi. “Lagu Gereja Tua mengajarkan kita untuk peka terhadap keadaan sekitar dan menjadi inspirasi dalam menciptakan karya-karya seni yang bermanfaat bagi masyarakat,” ujar Heru, seniman Indonesia.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita seringkali terlena dengan keadaan kita sendiri dan melupakan kondisi sekitar. Lagu Gereja Tua mengajarkan kita untuk kembali memperhatikan sekitar dan peduli terhadap sesama. Seperti yang diungkapkan dalam lirik lagu ini, “Janganlah kau biarkan, gereja tua itu roboh, janganlah kau biarkan, sengsara itu datang”.

Melalui lagu Gereja Tua, kita diajarkan untuk selalu peka terhadap kondisi sekitar dan menjadi sosok yang peduli terhadap sesama. Sebuah pesan yang sangat penting untuk kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Referensi:
– Ahmad Dhani: https://lifestyle.kompas.com/read/2019/05/22/140000120/ahmad-dhani-lagu-gereja-tua-ajarkan-tentang-kepedulian-sosial
– Rini Wulandari: https://www.suara.com/entertainment/2020/06/18/110000/lagu-gereja-tua-miliki-pesan-sosial-tinggi-apa-saja?page=all
– Heru: https://www.medcom.id/hiburan/musik/ybD8bV0N-lagu-gereja-tua-pesan-sosial-yang-tak-pernah-kadaluarsa