Makna Simbol dan Kebijakan di Balik Gereja Terbesar di Indonesia


Makna Simbol dan Kebijakan di Balik Gereja Terbesar di Indonesia

Gereja merupakan salah satu institusi keagamaan yang memiliki makna simbolik yang sangat kuat bagi umatnya. Di Indonesia, terdapat banyak gereja yang memiliki keindahan arsitektur dan sejarah yang menarik. Namun, ada satu gereja yang dianggap sebagai gereja terbesar di Indonesia, yaitu Gereja Katedral Jakarta.

Gereja Katedral Jakarta terletak di Jalan Katedral No. 7B, Jakarta Pusat. Gereja ini memiliki arsitektur neo-Gothik yang megah dan indah, menyerupai gereja-gereja di Eropa. Makna simbolik dari arsitektur gereja ini sangat erat kaitannya dengan iman dan kepercayaan umat Katolik.

Menurut Pater Ignatius Ismartono, seorang pendeta Katolik yang juga pengamat arsitektur gereja, “Arsitektur neo-Gothik pada Gereja Katedral Jakarta menggambarkan keagungan dan kuasa Tuhan yang abadi. Gereja ini mencerminkan kekuatan iman dan harapan umat Katolik di Indonesia.”

Selain itu, kebijakan gereja juga memainkan peran penting dalam keberadaan Gereja Katedral Jakarta. Kebijakan yang dijalankan oleh gereja ini mencerminkan nilai-nilai Katolik dan juga situasi sosial-politik di Indonesia.

Pater Antonius Benny Susetyo, seorang tokoh Katolik di Indonesia, menjelaskan, “Gereja Katedral Jakarta tidak hanya sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai simbol keberagaman dan kesatuan umat Katolik di Indonesia. Kebijakan gereja ini mengutamakan inklusivitas dan kerja sama antarumat beragama.”

Salah satu kebijakan yang diterapkan oleh Gereja Katedral Jakarta adalah membuka pintu gereja untuk umum setiap hari. Hal ini memungkinkan siapa pun, tanpa memandang agama, dapat mengunjungi gereja dan berdoa di sana. Hal ini sejalan dengan semangat inklusivitas dan kerja sama yang diusung oleh gereja ini.

Namun, menjadi gereja terbesar di Indonesia juga membawa tantangan tersendiri bagi Gereja Katedral Jakarta. Salah satu tantangan tersebut adalah menjaga keberagaman dan kesatuan umat Katolik di tengah masyarakat yang beragam agama dan budaya.

Pater Susetyo menekankan, “Gereja Katedral Jakarta harus tetap menjadi tempat ibadah yang ramah dan terbuka bagi semua umat, tanpa membedakan agama atau suku. Kita harus menjaga kerukunan antarumat beragama dan menghindari konflik yang tidak perlu.”

Dalam menjalankan kebijakannya, Gereja Katedral Jakarta juga bekerja sama dengan berbagai lembaga dan organisasi di Indonesia. Hal ini bertujuan untuk memperkuat hubungan antarumat beragama dan mempromosikan perdamaian di tengah masyarakat.

Profesor Agus Dwiyanto, seorang ahli hubungan antaragama, menyatakan, “Kerja sama antarumat beragama yang dilakukan oleh Gereja Katedral Jakarta sangat penting dalam membangun keberagaman yang harmonis di Indonesia. Gereja ini menjadi contoh bagi gereja-gereja lain dalam menjalankan perannya sebagai agen perdamaian.”

Dengan makna simbolik yang kuat dan kebijakan yang inklusif, Gereja Katedral Jakarta menjadi gereja terbesar yang memiliki peran penting dalam menjaga kerukunan antarumat beragama di Indonesia. Keberadaannya tidak hanya sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai simbol persatuan dan keberagaman dalam masyarakat Indonesia.

Referensi:
– CNN Indonesia. (2021). Katedral Jakarta, Keberagaman dalam Kesatuan. Diakses pada 23 Mei 2021, dari https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20210306124354-255-613041/katedral-jakarta-keberagaman-dalam-kesatuan
– BeritaSatu. (2019). Katedral Jakarta, Simbol Keberagaman dan Toleransi. Diakses pada 23 Mei 2021, dari https://www.beritasatu.com/nasional/588079/katedral-jakarta-simbol-keberagaman-dan-toleransi