Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Kisah Unik Gereja Katedral: Dari Bangunan Kolonial Hingga Menjadi Monumen Nasional


Kisah Unik Gereja Katedral: Dari Bangunan Kolonial Hingga Menjadi Monumen Nasional

Gereja Katedral, sebuah simbol keagamaan yang tidak bisa dipisahkan dari sejarah Indonesia. Bangunan megah ini tidak hanya menjadi tempat ibadah bagi umat Katolik, tetapi juga menyimpan kisah unik yang patut untuk diungkap. Dari bangunan kolonial hingga menjadi monumen nasional, Gereja Katedral Jakarta memiliki perjalanan yang menarik dan berharga.

Gereja Katedral, atau yang juga dikenal sebagai Katedral Santa Perawan Maria Diangkat Ke Surga, terletak di Jalan Katedral Nomor 7B, Jakarta Pusat. Bangunan ini didirikan pada tahun 1901 oleh Pemerintah Hindia Belanda dan selesai dibangun pada tahun 1906. Dengan arsitektur Neo-Gotik yang megah, Gereja Katedral menjadi salah satu ikon kota Jakarta.

Perjalanan Gereja Katedral tidaklah mudah. Pada masa kolonial, gereja ini pernah mengalami kerusakan parah akibat gempa bumi dan perang dunia. Namun, berkat perjuangan umat Katolik dan dukungan pemerintah, gereja ini berhasil direnovasi dan dipugar kembali.

Menurut Pater Ignatius Ismartono, seorang pastor yang aktif di Gereja Katedral, “Bangunan gereja ini merupakan warisan berharga dari masa kolonial. Kami bangga bisa menjaga dan merawatnya agar tetap berdiri kokoh sebagai tempat ibadah dan monumen nasional.”

Gereja Katedral juga memiliki keunikan sebagai tempat ibadah yang terbuka untuk semua umat. “Kami senang bisa melayani umat Katolik dari berbagai latar belakang dan juga umat dari agama lain yang ingin beribadah atau mengunjungi tempat ini,” kata Pater Ignatius.

Seiring berjalannya waktu, Gereja Katedral semakin dikenal sebagai salah satu destinasi wisata religi yang populer. Setiap tahun, ribuan wisatawan lokal maupun mancanegara mengunjungi gereja ini untuk melihat keindahan arsitektur dan merasakan suasana yang khusyuk.

Menurut Bapak Suwito, seorang pengunjung asal Surabaya, “Saya sangat terkesan dengan Gereja Katedral ini. Arsitektur dan detailnya begitu indah. Saya merasa damai dan tentram saat berada di sini.”

Prestasi yang diukir oleh Gereja Katedral tidak hanya terbatas pada lingkungan gereja, tetapi juga diakui oleh pemerintah. Pada tahun 2001, Gereja Katedral diresmikan sebagai salah satu Monumen Nasional oleh Presiden Megawati Soekarnoputri.

Menurut Istiqlal, seorang sejarawan yang ahli dalam bidang sejarah gereja di Indonesia, “Pengakuan sebagai Monumen Nasional menunjukkan pentingnya peran Gereja Katedral dalam sejarah Indonesia. Bangunan ini tidak hanya mewakili keagamaan, tetapi juga menjadi bagian dari identitas bangsa.”

Gereja Katedral juga menjadi saksi bisu perjalanan sejarah Indonesia. Di dalam gereja ini, telah dilangsungkan banyak peristiwa penting, seperti misa peringatan 100 tahun Kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, kunjungan Paus Yohanes Paulus II pada tahun 1989, dan misa peringatan 50 tahun Kemerdekaan Indonesia pada tahun 1995.

Dalam perjalanan panjangnya, Gereja Katedral Jakarta terus berupaya untuk mempertahankan keindahan dan keagungannya. Renovasi dan pemugaran secara berkala dilakukan untuk menjaga keaslian bangunan yang memiliki nilai sejarah dan arsitektur yang tinggi.

Seperti yang disampaikan oleh Pater Ignatius, “Gereja Katedral bukan hanya tempat ibadah, tetapi juga merupakan bagian penting dari sejarah dan budaya kita. Kami bertekad untuk terus merawat dan melestarikannya agar generasi mendatang juga bisa mengagumi keindahannya.”

Kisah unik Gereja Katedral: dari bangunan kolonial menjadi monumen nasional merupakan cerminan dari keagungan dan kebanggaan Indonesia. Gereja ini tidak hanya mewakili kepercayaan umat Katolik, tetapi juga menjadi simbol toleransi dan persatuan bagi seluruh umat di tanah air.

Referensi:
– https://id.wikipedia.org/wiki/Gereja_Katedral_Jakarta
– https://jakarta.bisnis.com/read/20191223/77/1171817/kisah-unik-gereja-katedral-dari-bangunan-kolonial-hingga-menjadi-monumen-nasional